Minggu, 09 Mei 2010

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit

Tugas Softskill Implementasi Sistem Informasi
Nama :Ahmad Junaedi
Npm :30107096
Kelas :3 DB 21

Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit


1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan saat ini rumah sakit bukan lagi berfungsi sebagai lembaga sosial semata, tetapi merupakan lembaga bisnis yang patut diperhitungkan keberadaanya. Perubahan fungsi ini terjadi dengan banyak ditemukannya penyakit-penyakit baru maupun teknologi pengobatan yang makin maju. Teknologi informasi telah mempengaruhi pula pelayanan rumah sakit, antara lain dibutuhkan dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat akan ketepatan dan kecepatan pelayanannya.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit Departemen Kesehatan RI telah mengeluarkan kebijakan yang menjadi pedoman bagi penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta. Sistem informasi rumah sakit merupakan salah satu komponen yang penting dalam mewujudkan upaya peningkatan mutu tersebut. Sistem informasi rumah sakit secara umum bertujuan untuk mengintegrasikan sistem informasi dari berbagai subsistem dan mengolah informasi yang diperlukan sebagai pengambilan keputusan.
Manajemen rumah sakit menghendaki pengelolaan rumah sakit yang efektif dan efesien. Efektif dalam arti tingkat keberhasilan penanganan terhadap pasien cukup tinggi dan efesien berarti optimal dalam penggunaan sumber daya rumah sakit yang ada. Suatu upaya serius dan terencana harus ditempuh agar keinginan tersebut dapat tercapai.
Dengan perkembangan beberapa rumah sakit di Indonesia akhir-akhir ini baik dari segi aspek administratif atau teknologi peralatan medis, maka proses pelayanan kesehatan di Indonesia dapat berangsur-angsur lebih baik. Untuk mengembangkan mutu pelayanan rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung yang digunakan untuk proses pengolahan data rumah sakit dengan pemanfaatan teknologi komputer.
Teknologi yang dirancang khusus untuk membantu proses pengolahan data di rumah sakit adalah teknologi informasi berupa Sistem Informasi Manajemen (SIM) rumah sakit. Informasi merupakan aktivita (asset) penting suatu rumah sakit dalam meningkatkan efesiensi dan efektifitas pekerjaan. Era saat ini, banyak rumah sakit tidak menyadari berapa banyak informasi telah didapat dan diproses serta didistribusikan baik secara manual maupun secara komputerisasi.
Sistem informasi dapat dilakukan dengan metode manual maupun dengan metode komputerisasi yang seharusnya dirancang dan dikembangkan secara terencana dan terarah tetapi dengan semakin berkembangnya dan semakin kompleksnya sistem informasi di era jejaring informasi ini maka sistem informasi manajemen tidak akan dapat berfungsi sesuai yang diharapkan tanpa adanya dukungan elemen komputerisasi (Mulyadi, 2001).

1.2 Tujuan SIM Rumah Sakit

Sistem informasi manajemen rumah sakit berbasis komputer memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan ketepatan yang bertujuan untuk memberikan informasi rumah sakit. Ketepatan & kecepatan informasih ini karena komputer dapat menyimpan serta mengelola data dalam kapasitas yang besar juga minimnya kesalahan yang dapat terjadi. Kecepatan dapat dilihat dari otomatisasi yang mampu dilakukan oleh komputer dengan dukungan sistem yang tepat dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. Sistem informasi rumah sakit juga berguna bagi peningkatan kinerja user dalam hal membantu mereka untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan mereka .


1.5 Fungsi SIM Rumah Sakit

Sistem informasi manajemen (manajemen information system) atau disingkat sebagai MIS, merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Sedangkan sistem informasi manajemen rumah sakit adalah suatu sistem berbasis komputer yang menghasilakn sekumpulan informasi yang telah diolah dan saling berinteraksi. Hasil informasi berupa laporan dan digunakan oleh pengguna dalam mengambil keputusan atau peningkatan upaya pelayanan.
Sistem informasi manajemen rumah sakit berfungsi untuk:
1. Pengendalian mutu pelayanan
2. Pengendalian mutu dan penilaian produktivitas
3. Penyederhanaan pelayanan
4. Analisis manfaat dan perkiraan kebutuhan
5. Penelitian klinis
6. Pendidikan
7. Perencanaan dan evaluasi program

1.2 Perumusan dan Batasan Masalah

Pada penulisan ini Sistem Informasi Rumah Sakit hanya membahas mengenai Sistem informasi rumah sakit untuk mendukung informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. Seperti halnya proses pengolahan data rumah sakit dengan pemanfaatan teknologi komputer. Hasil informasi berupa laporan dan digunakan oleh pengguna dalam mengambil keputusan atau peningkatan upaya pelayanan rumah sakit.

Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit dalam menangani pasien

Tugas Softskill Implementasi Sistem Informasi

Nama : Ahmad Junaedi
Npm : 30107096
Kelas : 3 DB 21


Standar Operasional Prosedur (SOP) rumah sakit dalam menangani pasien
Sebuah rumah sakit menyusun standard operating procedure. Setidaknya ada 13 jenis standar yang diperlukan. Di antaranya sbb :

1. Untuk pelayanan medis

2 .Penunjang medis

3. Keperawatan

4. Sumber daya manusia

5. Keuangan dan adminitrasi

6. Pelayanan umum

7. Pemasaran

8. Manajemen infuse

9. Kebersihan

10.Keselamatan kerja

11.Perinasia

12.Kamar bayi

13.Dan penyebaran bahan-bahan berbahaya dari rumah sakit.

Rumah sakit yang tidak memiliki standar seperti ini tidak bisa keluar surat izin sementaranya. Ada pula untuk pelayanan medis bagaimana penerimaan pasien di UGD, penerimaan pasien di poliklinik dan unit rawat jalan, bagaimana menangani pasien di rawat inap. Untuk penunjang medis ada farmasi, laboratorium, radiologi, instalasi medik. Sementara untuk laboratorium medis ada beberapa tindakan, cara memilih kreagen, kesesuaian hasil, ketidaksesuaian hasil bagaimana cara penanganannya
Rumah sakit yang memiliki penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit (PKMRS) wajib memberitahukan mengenai hak-hak pasien. Di setiap rumah sakit pasti ada tulisan mengenai hak-hak pasien. Untuk itu, diperlukan SOP di setiap rumah sakit, yang setidaknya ada 13 standar itu. Sebagian rumah sakit yang tidak memberitahukan hak-hak pasien biasanya yang diperlukan adalah kepercayaan dokter dengan pasien. begitu pula sebaliknya. Ketika dia menyerahkan jiwa raganya kepada dokter, memang terkadang ada dominasi dari pihak rumah sakit yang kadang membuat pasien menderita. Untuk menghilangkan hal seperti itu, rumah sakit dilatih bagaimana supaya bukan pasien yang membutuhkan kami, tetapi kami yang membutuhkan mereka. Kalau falsafah ini diterapkan, maka tidak akan ada masalah di kemudian hari. Rumah sakit yang memberikan pelayan prima bukanlah mengatur. Seperti yang tertulis di UU Praktik Kedokteran, setiap dokter harus menjunjung tinggi sifat humanitas. Rumah sakit harus menganggap setiap pasien yang datang untuk berobat adalah mitra rumah sakit, karena secara tidak langsung pasien akan mengeluarkan uang untuk menyembuhkan penyakitnya.